Breaking News

Monday 30 January 2017

Guru Tidak Belajar, apa kata dunia?


Perkembangan dunia semakin hari semakin cepat. Dinamika pendidikan semakin berkembangn seiring dengan penggunaan ICT dalam proses belajar mengajar (PBM). Jika diawal tahun 2000, media pembelajaran menggunakan IT adalah sesuatu yang menakjubkan maka di waktu sekarang ini media itu adalah sesuatu yang biasa saja. Hanya dalam selang waktu 15 tahun perkembangan media pembelajaran mengalami perubahan yang signifikan.
Hanya saja perkembangan media pembelajaran belum merata bagi semua guru di Indonesia. Masih banyak guru yang ada di Indonesia yang mengajar dengan metode dan cara yang sama. Hal ini dikarenakan tidak adanya kesadaran para guru untuk belajar dan menambah pengetahuan baru. Mereka sudah merasa cukup dengan ilmu yang dimilikinya. Ditambah lagi dengan alasan kesibukan di lingkungan keluarga, maka kemauan untuk belajar termasuk mengikuti kegiatan pengembangan diri semakin tidak ada.
Fakta tersebut menjadi lebih miris lagi sebab fenomena yang muncul kemudian adalah ketika ada kegiatan seminar, misalnya, atau diklat, pesertanya tidak akan banyak. Namun ketika itu berbicara sertifikat, para guru akan mencoba mendaftar untuk mengikutinya. Mereka tidak mengikuti kegiatan tersebut untuk pengembangan kompetensi tetapi hanya memerlukan sertifikatnya saja.
Pemerintah sesungguhnya memberikan pendidikan dan pelatihan bagi guru-guru dengan melihat hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Diklat tersebut dikenal dengan istilah program Guru Pembelajar. Dalam Pedoman Umum Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar dijelaskan bahwa “Guru pembelajar adalah guru yang ideal yang terus belajar dan mengembangkan (upgrade) diri di setiap saat dan dimanapun” (Tim Penyusun, 2016).
Berbagai macam kendala muncul sebelum dan selama pelaksanaan diklat tersebut. Terutama bagi guru yang mengikuti Moda Daring, baik Daring Murni maupun Daring Kombinasi. Diklat dengan menggunakan sistem Daring (Dalam Jaringan=Online) membuat guru yang tidak melek IT susah mengikuti pendidikan dan pelatihan tersebut.
Dalam konteks ini, banyak ditemukan guru-guru yang kurang memiliki kesadaran dalam mengembangkan kompetensi untuk mengetahui dunia IT. Masih banyak guru yang kurang menyadari akan pengetahuan tentang komputer dalam pembelajaran. Dalam membuat soal misalnya, masih banyak guru membuat soal dalam bentuk tulisan di atas kertas lalu diberikan kepada panitia pelaksana kegiatan.
 Dalam pelaksanaan proses pembelajaran pun demikian, masih jarang ada guru yang menggunakan IT sebagai media pembelajaran. Infokus atau LCD Proyektor yang disediakan oleh sekolah lebih banyak menganggur di dalam lemari dbandingkan menjadi media dalam proses belajar oleh guru. Yang lebih memprihantinkan lagi masih ada guru yang belum memiliki laptop padahal beliau sudah tercatat sebagai guru pofesional yang ditandai dengan kelulusan dari Diklat Sertifikasi.
Problem mendasar yang berakibat pada kurangnya pengetahuan guru untuk memahami IT tersebut adalah tidak adanya motivasi dalam diri mereka untuk belajar. Sudarwan Danim (2004:2) mengatakan bahwa motivasi adalah sebuah kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
Seorang guru harus memiliki motvasi belajar sebab dia dituntut untuk menjalankan fungsinya sebagai motivator bagi peserta didiknya. Untuk menjadi seorang motivator guru seharusnya bisa memotivasi diri untuk lebih banyak belajar sehingga dapat menular kepada peserta didiknya. Jika seorang guru sendiri tidak dapat memotivasi dirinya untuk belajar, peserta didik tidak akan menemukan contoh yang bisa dijadikan teladan.
Yang kedua, yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kesadaran untuk mengembangkan dirinya pada bidang IT. Menurut Miarso dalam Christina Ismaniati dikatakan bahwa pemanfaatan TIK dalam pembelajarn mendesak dalam abad 21. Derasnya arus Informasi dan tuntutan jaman yang semakin maju setidaknya kecil kemungkinan bagi guru untuk menjadi satu-satunya sumber belajar yang paling sahih. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam satuan pendidikan sekolah guru memiliki peranan yang strategis. Oleh karena itu penggunaan TIK di sekolah hendaknya di mulia dari titik pangkal yang strategis yaitu guru.”
Seperti yang dikemukakan Miarso di atas, Guru tidak dapat tertinggal dalam kemajuan teknologi. Guru harus menjadi teladan untuk mengikuti perkembangan teknologi. Guru mesti menjadi pemimpin dalam mengupgrade pengetahuan tentang perkembangan teknologi. Terutama untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Sehingga nantinya peserta didik ikut termotivasi untuk ikut serta mengikuti perkembangan teknologi.
Teknologi yang harus dipelajari adalah teknologi pendidikan. Teknologi pendidikan adalah studi dan praktik etis memfasilitasi belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai. Istilah teknologi pendidikan sering dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran. Bila teori belajar dan pembelajaran mencakup proses dan sistem dalam belajar dan pembelajaran, teknologi pendidikan akan mencakup sistem lain yang digunakan dalam proses mengembangkan kemampuan manusia.
Menurut Ir. Lilik Gani HA , teknologi pendidikan adalah cara yang sistematis dalam merancang, menerapkan, dan mengevaluasi seluruh proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang spesifik, berdasarkan penelitian terhadap pembelajaran dan komunikasi antar manusia, dan mendayagunakan kombinasi sumber daya manusia dan non-manusia untuk lebih mengefektifkannya.
Kesadaran seperti inilah yang wajib dimiliki oleh seorang guru. Kemajuan sebuah bangsa tentu sangat banyak dipengaruhi oleh peran guru yang ada di dalamnya. Pendidikan memberi kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan dan ketertinggalan suatu bangsa atau daerah. Dan ujuk tombak d ari pendidikan adalah guru. Karena itu guru harus memiliki motivasi untuk terus belajar. Jika tidak, maka bangsanya akan tertinggal.

No comments:

Post a Comment

Designed Template By Blogger Templates - Powered by Sagusablog